Tentang Incremental Model

TUGAS REKAYASA SISTEM.

Nama: Ilham Aji K

NIM: 1322477190

Dosen: Nasril Sanny

Incremental Model


Di postingan BrainStorm kali ini, kita akan membahas tentang Incremental Model




PENGERTIAN

Model incremental menggabungkan elemen-elemen model sekuensial linier (diimplementasikan secara berulang) dengan filosofi prototype interatif. Model ini memakai urutan-urutan linier di dalam model yang membingungkan, seiring dengan laju waktu kalender. Setiap urutan linier menghasilkan pertambahan perangkat lunak yang kemudian dapat disampaikan kepada pengguna.

Pada saat model incremental (pertambahan) ini digunakan, pertambahan pertama sering merupakan produk inti (core product), yaitu sebuah model pertambahan yang dipergunakan, tetapi beberapa muka tambahan (beberapa diketahui dan beberapa tidak) tetap tidak disampaikan. Produk inti tersebut dipergunakan oleh pelanggan (atau mengalami pengkajian detail). Sebagai hasil dari pemakaian dan/atau evaluasi maka dikembangkan rencana bagi pertambahan selanjutnya. Rencana tersebut menekankan modifikasi produk inti untuk secara lebih baik memenuhi kebutuhan para pelanggan dan penyampaian fitur serta fungsional tambahan. Proses ini mengikuti penyampaian setiap pertambahan sampai bisa menghasilkan produk yang lengkap.

Model proses incremental tersebut, seperti model prototype dan pendekatan-pendekatan evolusioner yang lain, bersifat iterative. Tetapi tidak seperti model prototype, model pertambahan berfokus pada penyampaian produk operasional dalam setiap pertambahannya. Pertambahan awal ada di versi stripped down dari produk akhir, tetapi memberikan kemampuan untuk melayani pemakai dan juga menyediakan platform untuk evaluasi oleh pemakai.

Perkembangan pertambahan, khususnya berguna pada saat staffing, tidak bisa dilakukan dengan menggunakan implementasi lengkap oleh batasan waktu bisnis yang sudah disepakati untuk proyek tersebut. Jika produk inti diterima dengan baik, maka staf tambahan (bila dibutuhkan) bisa ditambahkan untuk mengimplementasi pertambahan selanjutnya. Sebagai tambahan, system mayor yang sedang pada masa perkembangan serta waktu penyampaiannya belum pasti, mungkin membutuhkan keberadaan perangkat keras yang baru. Bisa juga rencana tertentu dibuat untuk menghindari pemakaian perangkat lunak ini, sehingga memungkinkan fungsionalitas partial disampaikan kepada pemakai tanpa harus banyak tertunda. 


CONTOH PENGGUNAAN INCREMENTAL MODEL

Misalnya, perangkat lunak pengelola kata yang dikembangkan dengan menggunakan paradigm penambahan akan menyampaikan manajemen file dasar, editing serta fungsi penghasilan dokumen pada penambahan pertama, kemudian editing dan kemampuan penghasilan dokumen yang lebih canggih pada pertambahan kedua, pengecekan speliing dan tata bahasa pada pertambahan ketiga, serta kemampuan pemgaturan halaman tingkat lanjut pada tahap pertambahan keempat. Harus dicatat bahwa aliran proses untuk berbagai pertambahan tersebut dapat menggabungkan paradigm prototype.


 TAHAPAN INCREMENTAL MODEL

Pada awal tahapan dilakukan penentuan kebutuhan dan spesifikasi,Kemudian dilakukan perancangan arsitektursoftware yang terbuka, agar dapat diterapkan pembangunan per-bagian pada tahapan selanjutnya.
o   Requirement adalah proses tahapan awal yang dilakukan pada incremental model adalah penentuan kebutuhan atau analisis kebutuhan.

o   Specification adalah proses spesifikasi dimana menggunakan analisis kebutuhan sebagai acuannya.

o   Architecture Design adalah tahap selanjutnya, perancangan software yang terbuka agar dapat diterapkan sistem pembangunan per-bagian pada tahapan selanjutnya.

o   Code setelah melakukan proses desain selanjutnya ada pengkodean.

o   Test merupakan tahap pengujian dalam model ini.

Pada saat model incremental (pertambahan) ini digunakan, pertambahan pertama sering merupakan produk inti (core product), yaitu sebuah model pertambahan yang dipergunakan, tetapi beberapa muka tambahan (beberapa diketahui dan beberapa tidak) tetap tidak disampaikan.
Produk inti tersebut dipergunakan oleh pelanggan (atau mengalami pengkajian detail). Sebagai hasil dari pemakaian dan/atau evaluasi maka dikembangkan rencana bagi pertambahan selanjutnya. Rencana tersebut menekankan modifikasi produk inti untuk secara lebih baik memenuhi kebutuhan para pelanggan dan penyampaian fitur serta fungsional tambahan. Proses ini mengikuti penyampaian setiap pertambahan sampai bisa menghasilkan produk yang lengkap.

Model proses incremental tersebut, seperti model prototype dan pendekatan-pendekatan evolusioner yang lain, bersifat iterative. Tetapi tidak seperti model prototype, model pertambahan berfokus pada penyampaian produk operasional dalam setiap pertambahannya. Pertambahan awal ada di versi stripped down dari produk akhir, tetapi memberikan kemampuan untuk melayani pemakai dan juga menyediakan platform untuk evaluasi oleh pemakai.

Perkembangan pertambahan, khususnya berguna pada saat staffing, tidak bisa dilakukan dengan menggunakan implementasi lengkap oleh batasan waktu bisnis yang sudah disepakati untuk proyek tersebut. Jika produk inti diterima dengan baik, maka staf tambahan (bila dibutuhkan) bisa ditambahkan untuk mengimplementasi pertambahan selanjutnya. Sebagai tambahan, system mayor yang sedang pada masa perkembangan serta waktu penyampaiannya belum pasti, mungkin membutuhkan keberadaan perangkat keras yang baru. Bisa juga rencana tertentu dibuat untuk menghindari pemakaian perangkat lunak ini, sehingga memungkinkan fungsionalitas partial disampaikan kepada pemakai tanpa harus banyak tertunda.


KARAKTERISTIK INCREMENTAL

1.      Kombinasikan element-element dari waterfall dengan sifat iterasi/perulangan.

2.      Element-element dalam waterfall dikerjakan dengan hasil berupa produk dengan spesifikasi tertentu, kemudian proses dimulai dari fase pertama hingga akhir dan menghasilkan produk dengan spesifikasi yang lebih lengkap dari yang sebelumnya. Demikian seterusnya hingga semua spesifikasi memenuhi kebutuhan yang ditetapkan oleh pengguna.

3.      Produk hasil increment pertama biasanya produk inti (core product), yaitu produk yang memenuhi kebutuhan dasar. Produk tersebut digunakan oleh pengguna atau menjalani review/pengecekan detil. Hasil review tersebut menjadi bekal untuk   pembangunan pada increment berikutnya. Hal ini terus dikerjakan sampai produk yang komplit dihasilkan.

4.      Model ini cocok jika jumlah anggota tim pengembang/pembangun PL tidak cukup.

5.      Mampu mengakomodasi perubahan secara fleksibel.
6.      Produk yang dihasilkan pada increment pertama bukanlah prototype, tapi produk yang sudah bisa berfungsi dengan spesifikasi dasar.

7.      Mungkin terjadi kesulitan untuk memetakan kebutuhan pengguna ke dalam rencana spesifikasi masing-masing hasil increment.

8.      Produk hasil increment pertama biasanya produk inti (core product), yaitu produk yang memenuhi kebutuhan dasar. Produk tersebut digunakan oleh pengguna atau menjalani review/pengecekan detil. Hasil review tersebut menjadi bekal untuk pembangunan pada increment berikutnya. Hal ini terus dikerjakan sampai produk yang komplit dihasilkan.


KELEBIHAN PENGGUNAAN INCREMENTAL MODEL

Merupakan model dengan manajemen yang sederhana.

»        Bersifat interatif atau perulangan.

»        mampu mengakomodasi perubahan secara fleksibel.

»        prioritas tinggi pada pelayanan system adalah yang paling diuji.

»        Produk yang dihasilkan semakin lama semakin lengkap, hingga versi akhir dari sebuah produk akan dianggap paling lengkap dan sempurna karena mengalami perbaikan yang berkesinambungan.

»        Model ini cocok jika jumlah anggota tim pengembangan/pembangunan software terbatas

»        Pelanggan dapat memakai inkremen yang pertama sebagai bentuk prototype dan mendapatkan pengalaman yang dapat menginformasikan persyaratan untuk inkremen system berikutny

»        Resiko untuk kegagalan proyek secara keseluruhan lebih rendah. Walaupun masalah dapat ditemukan pada beberapa inkremen, bias saja beberapa inkremen diserahkan dengan sukses kepada pelanggan.


KEKURANGAN PENGGUNAAN INCREMENTAL MODEL

»        Inkremen harus relative lebih kecil (tidak lebih dari 20.000 baris kode) dan setiap inkremen harus menyediakan sebagian dari fungsional system

»        Adanya kesulitan untuk memetakan persyaratan pelanggan pada inkremen dengan ukuran yang benar

»        Butuh waktu yang relatif lebih lama untuk menghasilkan produk yang lengkap.


KENDALA PENGGUNAAN INCREMENTAL MODEL

Kendala yang sering terjadi adalah sulitnya untuk memetakan kebutuhan user (customer) ke dalam rencana spesifikasi masing-masing hasil increment. Hal ini disebabkan pula karena seringkali user sulit menentukan kebutuhannya sendiri secara eksplisit atau jelas.

Implementasi Incremental Model :
·         Untuk sistem dengan interaksi skala kecil dan medium
·         Untuk sistem dengan masa penggunaan pendek
·         Cocok untuk proyek berukuran kecil (tidak lebih dari 200.000 baris coding)

Sebagai contoh pertama, software word-processing, dibangun menggunakan incremental model, mendelivery fungsi dasar file management, editing, dan fungsi document production pada Increment pertama. Kemampuan editing, dan fungsi document production yang lebih baik pada  increment kedua, checking dan grammar spelling pada incrementketiga. Proses akan diulangi sampai produk yang lengkap telah dihasilkan. Jika menggunakan Incremental model,increment yang pertama merupakan inti product. Incremental model focus pada pendeliverian opertional productpada tiap increment.

Sebagai contoh kedua, mengadopsi model sekuensial linier dan model prototipe. Fungsi dasar sama, tapi ada tambahan asesoris (contoh : ada M.Word 1997, 2000). Fungsi tambahan ditambahkan terus untuk membuat system menjadi lebih baik. Pada increment pertama PL yang jadi, mengakomodasi kebutuhan inti. Baru pada tahap berikutnya ditambahkan kemampuan baru.

Mengapa model ini sangat populer??? Selain karena pengaplikasian menggunakan model ini mudah, kelebihan dari model ini adalah ketika semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan benar di awal project, maka SE dapat berjalan dengan baik dan tanpa masalah. Meskipun seringkali kebutuhan sistem tidak dapat didefinisikan seeksplisit yang diinginkan, tetapi paling tidak, problem pada kebutuhan sistem di awal project lebih ekonomis dalam hal uang (lebih murah), usaha, dan waktu yang terbuang lebih sedikit jika dibandingkan problem yang muncul pada tahap-tahap selanjutnya.

Meskipun demikian, karena model ini melakukan pendekatan secara urut / sequential, maka ketika suatu tahap terhambat, tahap selanjutnya tidak dapat dikerjakan dengan baik dan itu menjadi salah satu kekurangan dari model ini.
Perbandingan Model dalam Rekayasa Perangkat Lunak

Setelah kita membahas beberapa permodelan rekayasa perangkat lunak, diantaranya model waterfallmodel spiralmodel incremental dan lain-lain, maka dalam pembahasan kali ini kita akan membahas perbandingan model rekayasa perangkat lunak tersebut.
Kita akan membahas 3 model perbandingan, yaitu waterfall, spiral dan incremental.  Sebaiknya model tersebut digunakan jika :

No
Faktor
Waterfall
Spiral
Incremental
1
Proyek dengan ukuran resiko
Kecil
Sedang
Besar
2
Ukuran Software
Kecil
Besar
Besar
3
Jenis aplikasi
Biasa
Agak biasa
Tidak biasa
4
Fleksibel terhadap perubahan (waktu)
Rendah
Perubahan awal
Perubahan selama proyek berlangsung
5
Keterlibatan konsumen
Rendah
Sedang
Tinggi
6
Bahasa pemrograman
Prosedural
Prosedural, OOP
OOP

Gambar: 1

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About